Konstantinopel atau Constantinople ... tentunya ramai yang tahu tentang kota ini. Dan tentunya ramai juga yang tidak tahu akan pernah wujudnya kota ini suatu ketika dahulu. Saya sendiri tidak pernah tahu tentang konstantinopel. Tetapi , pernah terbaca satu post seorang hamba Allah di mana beliau menyebut penaklukan Islam di kota Konstantinopel saya jadi tertarik. Tertarik kerana nama kota itu sendiri sangat menarik perhatian saya.
Konstantinopel merupakan perkataan dari bahasa Romawi dan nama aslinya adalah Byzantium dari bahasa Yunani. Wilayah Konstantinopel adalah antara Tanduk Emas dan Laut Marmara. Konstantinopel merupakan kota terbesar dan benteng terkuat di dunia waktu itu dengan dikelilingi lautan dari tiga sisi iaitu selat Bosphorus , Laut Marmarah dan Tanduk Emas ( golden horn ) yang di jaga dengan rantai yang sangat besar. Kedudukan Konstantinopel ini dibayangkan oleh Napoleon Bonaparte :
’ ....kalaulah dunia ini sebuah negara , maka Konstantinopel inilah yang palig layak menjadi ibu kota negaranya ..!’
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Roma ?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskannya dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya”.
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Usaha penaklukan Konstantinopel berlangsung selama 800 tahun dari sabda Rasulullah s.a.w. Usaha penaklukannya bermula sejak zaman pemerintahan Khalifar Uthman bin Affan. Semasa siri pertama usaha penaklukan Konstantinopel , Abu Ayub Al-Anshari telah syahid dan berwasiat untuk di makamkan di kaki Konstantinopel. Para sahabat telah menyelinap dan memakamkan beliau di persis sisi tembok benteng Konstantinople di Wilayah Golden Horn. Beberapa siri serangan yang begitu mencabar semangat para tentera Islam. Pelbagai cabaran dan pelbagai penambahbaikan di setiap seri serangan selama 800 tahun. Akan tetapi , disebabkan ramalan Rasulullah s.a.w di dalam hadith , itu menambahkan semangat para tentera Islam untuk menakluki Konstantinopel. Di sini saya tidak berniat untuk menceritakan rentetan siri peperangan tersebut.
Namun , apa yang begitu mengharu dan mengagumkan saya adalah rentetan kejatuhan Konstantinopel di tangan Islam. Satu pasukan yang di pimpin oleh Sultan Muhammad II tiba di Konstantinopel pada 6 April 1453 M. Di sana beliau telah mengirimkan surat kepada Paleologus samaada untuk masuk Islam , menyerah penguasaan kota secara damai atau memilih perang dan Paleologus memilih untuk perang.
Constantine XI Paleologus telah melakukan negosiasi dengan berbagai tawaran demi untuk menyelamatkan kedudukannya. Akan tetapi Sulthan muhammad II menolak semua tawaran itu justru sebaliknya ia memberi saran supaya Costantinople diserahkan kepada Daulah utsmani secara aman. Sultan muhammad II berjanji, jika Costantinople diserahkan secara aman, tiada seorang pun yang akan diapa-apakan bahkan tidak ada gereja dan harta benda penduduk Costantinople yang akan dimusnahkan.
Antara isi kandungan ucapannya, "... serahkan kekaisaranmu, kota Costantinople. Aku bersumpah bahwa tentaraku tidak akan mengancam nyawa, harta dan kehormatan mereka. Mereka yang ingin terus tinggal dan hidup dengan amat sejahtera di Costantinople, bebas berbuat demikian. Dan siapa yang ingin meninggalkan kota ini dengan aman sejahtera juga dipersilakan".
Sejak hari pertama serangan , tentera Byzantine telah berusaha menghalang tentera Islam dari merapati pintu – pintu masuk kota mereka. Tetapi serangan tentera Islam telah berhasil mematahkan serangan itu. Manakala armada laut Uthmani telah mencuba beberapa kali untuk melepasi rantai besi di Golden Horn namun masih gagal. Pada saat yang sama para tentera Islam terus melancarkan serangan sehingga 18 April 1453. Pada hari yang sama , beberapa buah kapal perang Uthmani mencuba melepasi rantai besi di Golden Horn namun gabungan armada Byzantine dan Eropa telah Berjaya menghalanginya dan menyebabkan banyak kapal perang Uthmani yang karam oleh serangan tersebut.
Dua hari selepas serangan itu , terjadi lagi perang laut antara kedua belah pihak di mana Sultan Muhammad II sendiri mengawasi pertempuran tersebut. Beliau telah memberikan semangat yang kuat kepada armada laut Uthmani namun gabungan armada Eropa dan Byzantine Berjaya mematahkan serangan tentera Islam.
Sultan Muhammad II ( berkuda ) memberi semangat kepada tenteranya
Kegagalan tersebut telah member kekhuatiran kepada tentera Uthmani. Khalil Pasha yang merupakan menteri ketika itu cuba memujuk Sultan supaya membatalkan serangan dan menerima perjanjian penduduk Constantinople untuk tunduk kepada Daulah Uthmani tanpa menaklukannya. Saranan tersebut telah di tolak mentah – mentah.
Hinggalah tercetus idea yang kedengarannya bodoh , namun akhirnya idea itu dilaksanakan. Idea tersebut adalah dengan memindahkan kapal – kapal perang yang berada di perairan Selat Bosporos di tarik melalui daratan untuk menghindari rantai penghalang. Hanya dengan satu malam , 70 buah kapal Berjaya memasuki wilayah perairan Golden Horn melalui jalur darat yang mempunyai perbukitan yang tinggi dan terjal.
kapal - kapal perang yang di heret oleh tentera Islam melalui daratan
Pada Subuh pagi tanggal 22 April , penduduk kota yang lelap terbangun dengan suara takbir tentera Islam yang bergema di perairan Golden Horn. Tidak ada siapa jua yang menyangka semua itu dapat terjadi dengan satu malam. Bahkan ada yang menyangka bahawa tentera Islam telah mendapat bantuan jin dan syaitan.
Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menceritakan salah seorang ahli sejarah tentang Byzantium mengatakan:
“kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung,”
Dengan posisi tentara islam yang semakin kuat, Sultan Muhammad II melancarkan serangan besar-besaran ke benteng terakhir konstantinopel. Tembakan meriam yang telah mengkaramkan sebuah kapal dagang di Tanjung Emas, menyebabkan tentara Eropa yang lain lari ketakutan. Mereka telah meninggalkan pertempuran melalui kota Galata.
Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" yang menggema di segala penjuru Costantinople telah memberikan serangan psikologis kepada penduduk kota itu. Semangat mereka terus luntur dengan ancaman demi ancaman dari pekikan takbir mujahiddin. Ketika ribut yang belum juga reda, penduduk Costantinople menyadari bahwa tentara Islam telah membuat terowongan untuk masuk ke dalam pusat kota. Ketakutan melanda penduduk sehingga mereka curiga dengan bunyi tapak kaki sendiri. Kalau-kalau tentara 'turki' keluar dari dalam bumi !!
Kemaraan Tentera Islam Menakluki Konstantinopel
Sekali lagi Sultan mengirim utusan meminta Constantine XI Paleologus agar menyerahkan Costantinople secara aman. Costantine telah berunding dengan para menterinya. Ada yang menyarankan supaya mereka menyerah kalah dan ada pula yang ingin bertahan sampai akhir. Costantine akhirnya setuju dengan pandangan kedua lantas mengirimkan balasan ,
"... syukur kepada Tuhan karena Sultan memberikan keamanan dan bersedia menerima pembayaran jizyah. Akan tetapi Costantine bersumpah untuk terus bertahan hingga ke akhir hayatnya demi takhta... atau mati dan dikuburkan di kota ini!".
Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya meluruskan niat dan membersihkan diri di hadapan Allah SWT. Mereka membanyakkan solat, doa dan zikir dengan harapan Allah SWT akan memudahkan kemenangan.
Mereka diingatkan tentang kelebihan jihad dan syahid serta kemuliaan para syuhada' terdahulu khususnya Abu Ayyub Al-Ansari RA.
"...sesungguhnya apabila Rasulullah SAW tiba di Madinah ketika kemenangan hijrah, baginda telah pergi ke rumah Abu Ayyub Al-Ansari. Sesungguhnya Abu Ayyub telah pun datang (ke Costantinople) dan berada di sini!" Kata-kata inilah yang membakar semangat tentara islam hingga ke puncaknya.
Tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jamadil Awal 857H / 29 Mei 1453 M, serangan umum dilancarkan. Sulthan Muhammad Al-Fatih sebelum penyerangan umum sulthan memberikan pidato kepada tentara Islam :
“Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah SAW telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu persatu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu didepan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”
Tentara islam akhirnya berhasil menembus kota Costantinople melalui Pintu Edirne dan mereka telah berhasil mengibarkan bendera Daulah utsmani di puncak kota. Constantine XI Paleologus yang melihat kejadian itu melepas baju perang kerajaannya dan maju bertempur bersama pasukannya hingga menjadi martir dan tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri melarikan diri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.
Tepat pada hari Selasa tanggal 20 Jumadil Ula 857 H bertepatan tanggal 29 Mei 1453 M, Konstantinopel jatuh dan berhasil ditaklukan oleh para mujahiddin, Sulthan Muhammad II kemudian dia turun dari kudanya dan memberi penghargaan pada pasukan dengan ucapannya
“MasyaAllah, kalian telah menjadi orang-orang yang mampu menaklukkan konstantinopel yang telah Rasulullah kabarkan”
baru kemudian beliau sujud kepada Allah SWT di atas tanah, sebagai ungkapan syukur dan pujian serta bentuk kerendahan diri dihadapan-Nya.
Sultan Muhammad Al- Fateh - Penakluk Constantinople
Dan akhirnya , Kota Konstantinopel di tukar menjadi Islambol atau Islambul yang bermaksud Kota Islam. Kini dikenali sebagai Istanbul.
Di sini , apa yang saya terfikir , mungkinkah wujud lagi semangat jihad seperti itu dalam jiwa umat Islam terutamanya di Malaysia…??? Maaf jika saya salah. Bukan untuk semua tapi untuk segelintir mereka. Mereka yang seharusnya punya semangat Islam yang tinggi adalah generasi muda hari ini. Tetapi , di manakah pemuda – pemuda hari ini ? Lain yang mereka kejarkan. Terlalu berangan – angan dengan keindahan kehidupan duniawi. Bermadu kasih tanpa identity yang mereka bawa sebagai Muslim untuk berpeluk cium di khalayak. Jika inilah pemuda – pemuda di Malaysia hari ini , mungkinkah akan wujud kembali semangat seperti penaklukan Konstantinopel ? Dan tidak hairanlah dengan apa yang sedang melanda muda mudi di Malaysia hari ini. Saya bertanya kepada diri saya ….kepada anda buat diri anda semua ….. tinggi manakah iman dan kecintaan kita kepada Islam untuk menggadaikan nyawa buat Islam. Agama anutan kita ( bagi yang beragama Islam.) Dan mampukah kita sebagai Muslim membawa identity agama kita , Islam ? Dan mampukah kita membawa muda mudi hari ini kepada Islam yang benar ?
Terlalu jauh jika hendak memiliki semangat jihad seperti tentera Islam tersebut. Cukuplah sekadar kita bertanya ….. sejauh mana kita berusaha untuk memastikan Islam itu megah di atas bumi Malaysia. Dan sejauh mana kita berusaha untuk menjadikan seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah menjadi pemimpin kita , pemimpin di Malaysia ? Bersama kita hayati. Itu semua tanggungjawab kita. Kita bakal dipersoal di akhirat nanti dengan apa yang telah kita lakukan di atas muka bumi ini untuk memastikan Islam itu sentiasa tersebar. Bersama kita muhasabah kembali.
Jika di imbas kembali , detik – detik kejayaan tentera Islam ke atas Konstantinopel adalah menjelang pagi sebelum subuh. Pertama , di mana tentera Islam Berjaya mengheret kapal perang ke Golden Horn dan kedua adalah ketika serangan umum dijalankan di mana itulah detik tentera Islam Berjaya menembusi pintu Konstantinopel.
Lihat diri kita. Di sekitar waktu itu , apa mungkin kita sedang lakukan ? Tidur hingga ke pagi ? Tidur lewat untuk membuat tugasan hingga tertinggal Subuh ? atau …. Menonton siaran bola sepak yang juga memungkinkan kita meninggalkan Solat subuh. Bersama kita hayati. Detik suatu kejayaan itu bermula di awal pagi menjelang Subuh. Jangan biarkan waktu subuh itu sunyi sesunyinya dan sepi sesepinya buat umat Islam. Kerana itulah lambing kekalahan kita ( falsafah saya sendiri )
Dengan ini , saya amat berharap kita mampu membuka minda kita menjadi seorang Muslim yang baru. Lakukan anjakan paradigma dengan membina minda muslim super. Susah ? ya ..saya juga kata susah. Tapi , pastinya akan mampu di realisasikan jika kita semua punyai kemahuan yang tinggi ( termasuk saya ).
Dan sesungguhnya , saat ini kita sedang menanti dan terus bergerak untuk merealisasikan janji Rasulullah berikutnya: Menaklukkan Roma (Italia). Insya Allah. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Wa li-Llahil hamd!
Kota Konstantinopel kini bergelar Istanbul
No comments:
Post a Comment